Senin, 20 April 2015

Peran Perempuan (Istri) dalam kegiatan ekonomi keluarga



Peran Perempuan (Istri) dalam kegiatan ekonomi keluarga
Seperti yang kita ketahui keluarga merupakan sekelompok masyarakat yang permanen dan hidup bersama-sama, terdiri dari dua atau lebih anggota yang terhubung karena ikatan darah, perkawinan, dan adopsi. Dan dalam susunan keanggotaan keluarga tesebut tak lepas pula dari ketergantungan dalam memenuhi kebutuhan dan peranan didalamnya. Akan tetapi realita dalam masyarakat yang terus terjadi perubahan dan perkembangan akan berdampak pula pada pola dan peranan di dalamnya. Dalam kilasan penulisan ini akan dibahas masalah “peran perempuan (Istri) dalam kegiatan ekonomi keluarga”.
Secara umum dalam konteks budaya Indonesia yang menganut sistem patriarki. Seorang Perempuan atau Istri adalah salah satu bagian dari unit keluarga yang berperan penuh. Mulai dari berperan sebagai Ibu di rumah dan banyak pula kita jumpai mencari nafkah. Pada sistem inilah terdapat pembagian atau pengkotak-kotakan peran perempuan dan laki-laki yang tidak seimbang. Terutama pada kalangan menengah ke bawah yang sering kita jumpai.
Setelah terbentuknya kesempatan kerja pada perempuan di luar rumah tangga. Membuat posisi perempuan dalam keluarga harus menyesuaikan perannya sebagai Ibu rumah tangga dan pencari nafkah. Tak jarang kita jumpai hal tersebut, sehingga peran perempuan sangat membantu dalam bertambahnya pengahasilan dan tentunya mobilitas perempuan akan meningkat pula.

Seiring perkembangan zaman, sudah banyak kita jumpai peran perempuan sebagai pekerja, pembantu ekonomi, dan wanita karir dalam keluarga. Dalam hal ini sangatlah membantu dalam memunuhi kebutuhan dan peningkatan ekonomi keluarga. Akan tetapi, terdapat pula suatu kebudayaan yang berpandangan bahwa dengan lebih dibebaskan peran perempuan dalam kegiatan mencari nafkah di luar akan merubah pola-pola keluarga yang telah dibangun. Mulai dari peran ibu mendidik anak-anak di rumah bahkan sampai peran istri dalam melayani suami di rumah.
Dalam sebuah artikel mengenai fakta Jerman yang menjelaskan perkembangan penduduk di Jerman mengatakan bahwa,  Jerman yang berpenghuni sekitar 82 juta orang jauh mendahului Negara Eropa lainnya sebagai Negara yang paling padat penduduknya, Jerman merupakan Negara modern yang terbuka terhadap dunia luar, masyarakatnya ditandai oleh keanekaragaman gaya hidup dan ciri etnobudaya. Bentuk-bentuk kehidupan bersama telah menjadi lebih beragam, sedangkan ruang gerakan bagi individu diperluas. Pembagian peran yang berlaku secara tradisional bagi laki-laki dan perempuan telah dilonggarkan. Meskipun tejadi perubahan dalam masayarakat, keluarga tetap merupakan kelompok relasi social terpenting dan generasi muda memelihara hubungan erat dengan orang tua mereka.
Dari urain diatas terdapat berbagai point penting yang diantaranya kebergaman, ruang gerak, dan terjadi pelonggaran peranan laki-laki dan perempuan. Sehingga menjadi alasan mengapa peran perempuan terhadap kegiatan perekonomian berlangsung dengan sangat konfleks. Namun, dengan keterlibatan perempuan dalam kegiatan ekonomi membawa suatu dampak negative yang sangat urgen. Diantaranya : Dampak terhadap anak, dengan kepadatan pekerjaan dalam keterlibatan ekonomi membawa dampak Psicologis yang berarti. Seperti kedekatan terhadap anak, ataupun cara seorang perempuan atau Ibu dalam menghadapi anak-anaknya. Kemudian terhadap suami. Sudah menjadi hal yang biasa dalam pembahasan ini. Yang mana terdapat kesenjangan peran dan rasa saling mempengauhi ataupun tersaingi di masing-masing suami istri. Dan selanjutnya pengaruh terhadap masyarakat. Pada dasarnya masyarakat yang memiliki konstruksi budaya yang kental akan berdampak dan menilai wanita karir sebagai sebuah penyimpangan. Dianggapnya akan mengubah tatanan hokum adat bahkan agam dalam menilainya.
Jadi, peran perempuan dalam ekonomi sangatlah berpengaruh di dalam keluarga. Menambah penghasilan keluarga untuk memenuhi kebutuhan, meningkatnya mobilitas, dan kesamaan hak menjadi acuan setiap perempuan untuk berkecimpung dalam ranah kegiatan ekonomi. Namun dengan adanya konstruksi budaya dan masyarakat yang dianggap menyimpang inilah, eksistensi perempuan berperan dalam perekonomian masih menjadi hambatan. Secara umum tidak ada salahnya wanita ikut serta dalam kegiatan ekonomi akan tetapi harus disesuaikan dengan lingkungan yang berpengaruh. Dengan kondisi demikian diharapkan mampu memposisikan diri.
Sumber Berita :           http://www.tatsachen-ueber-deutschland.de

                                   

http://edukasi.kompasiana.com/Nabila Firda Farkani

                                    Member of UIN Maliki, Yogyakarta

 

http://news.okezone.com

 


http://merdeka.com

Sabtu, 24 Januari 2015

Contoh Resensi Buku..

Malang, 19 Januari 2015
Resensi Buku
Judul Asli                    : Al-Madkhal li al-fikr al-Iqtishad fi al-Islam
  ( Ekonomi Islam, di Tengah Krisis Ekonomi Global )
Penulis                         : Dr. Said Sa’ad Marthon
Penerbit                       : Maktabah ar-Riyadh
Cetakan                       : Ke-1 – 1422 / 2001 M
Penerjemah                  :Ahmad Ikhrom, Dimyaudin
Diterbitkan Kembali   : Penerbit Zikrul Hakim
Cetakan Ketiga, Agustus 2007 / Rajab 1428 H

Ekonomi Islam di Tengah Krisis Ekonomi Global
Dalam isinya buku ini mengupas wacana baru dalam dunia social dan ilmiah. Yang merupakan suatu realitas yang terus menghadirkan suatu perkembangan perekonomian yang seiring dengan perkembangan Islam di tengah keragaman system social dan berbagai paham yang terkandung di dalamnya.

Wacana di dalamnya mengartikan sebuah system ekonomi Islam yang telah dbuktikan dengan berbagai benturan realitas serta menekankan umat atau pelaku ekonomi dalam kesejahteraan. Pola dan proses yang terkandung diharapkan mampu menjadi pembangunan ekonomi yang mengedepankan pendapatan perkapita serta kesejahteraan yang hakiki.

Dimulai pada bab pertama, buku ini menyujukan beberapa perkembangan pemikiran ekonomi. Abad klasik yang timbul semenjak kehadiran manusia. Yang merupakan pemikiran dan perkembangan yang reaksioner. Abad pertengahan yang dimulai dengan kehancuran Imperium romawi yang diikuti oleh maraknya system feodalisme. Terdapat kelas-kelas sehingga Imperialisme menjadi gaya baru dalam mendapatkan suatu materi. Dan terakhir adalah abad modern yang keberadaan sistemnya konfleks dalam perkembangannya. Dalam bab ini disuguhkan tentang berbagai aliran yang diantaranya aliran Merkantilisme, Liberalisme, Kapitalisme, dan Sosialisme yang kesemuanya dibenturkan pada relitas. Dan realitas tersebut menurut pembaca masih terus berkembang di tengah-tengah tumbuh kembang ekonomi. Beberapa problematika pun yang diantarnya Inflasi, Krisis moneter, Kelaparan, Kelangkaan, dan Krisis Utang dijelaskan.

Beralih ke bab ke dua yang membahas pemikiran ekonomi Islam dan keistimewaannya. Di awali dengan perkembangan serta elemen-elemn pendukung. Yang menekankan pada pemetaan konsep dasar dan terperinci dengan proses dalam konteks pengaplikasian kehidupan ekonomi. Konsep dasar yang ditawarkan adalah Al-Qur’an dan Hadist yang merupakan wacana kehidupan ekonomi yang berfungsi sebagai kerangka kebijakan langkah yang harus direlisasikan. Pada bab ini kontekstual pemikiran ekonomi harus diaktualisasikan. Dalam bab ini dijabarkan suatu penurunan pemikiran muslim terhadap dasar-dasar nilai syariah. Yang mana sesuai perkembangannya yang menjadi suatu kebobrokan atau penurunan yang diantaranya minimnya kebutuhan, stagnasi pemikian, perang ekstenal, dan kemajuan Industri Eropa dan Amerika. Di jelaskan pula karakteristk ekonomi Islam yang terdiri dari Dialektika Nilai-nilai Spiritualisme dan materialism, kebebasan berekonomi, dan dualism pemikiran, serta kemaslahatan individu dan bersama.

Kemudian pada bab-bab selanjutnya kemudian dijabarkan problematika, system-sistem perproduksian, konsumsi dan perilaku konsumen, luasan atau peluang pasar dalam ekonomi Islam, system keuangan dalam ekonomi Islam, system transakasi dalam ekonomi Islam, dan pertumbuhan ekonomi Islam. Dari kesekian bab-bab di atas dijelaskan beberapa perkembangan, mekanisme kegiatan ekonomi, proses pemberlakuan dan etika dalam system perekonomian Islam yang kesemuanya di dasarkan pada Al-Qur’an dan Hadist. Dari semuanya itu menurut pembaca hanya disesuaikan pada keberlakuan aturan dalam system ekonomi Islam. Kelemahannya adalah suatu kesiapan yang harus dihadapi keberlanjutan system ekonomi ini masih di rasa kurang. Bentuk-bentuk rasionalitas dan kesiapan yang konfleks untuk menghadapi perkembangan yang konfleks juga harus ada. Secara gamblang di jelaskan system ekonomi Islam dengan perbandingan paham-paham ekonomi lainnya. Namun, menurut pembaca namanya kebutuhan pasti permainan akan muncul. Perlu juga permainan aturan yang terikat sehingga integrasi pehaman kesemua ekonomi itulah dapat terealisasikan. Sekian dan terimaksih.


Peresensi

Yudistira ( IKPM KSB-Malang )

            

Kamis, 13 November 2014

Essay tentang Sumber Daya Alam Indonesia

Sekian lama mengkaji dan menjadi seorang penonton dalam perkembangan bangsa ini. Seakan berwarna apa yang kita lihat dan menjadi sebuah pertanyaan tujuan serta arah bangsa yang kita cintai ini. Kita Semua tahu betapa kayanya negeri ini bahkan pepatah jawa mengatakan “GEMAH RIPAH LOH JINAWI” apakah ini akan menjadi hanya sebuah pepatah yang kita semua tidak bisa melihat-lihat kenyataannya. Kita pemuda sudah sadar bahkan melek bahwa negeri ini BENER-BENER KAYA RAYA. Ayo kita lihat di sumber-sumber alam seperti : batu bara,  minyak dan gas, sekali lagi kita lihat di sumber minyak dan gas saja. yang akan mencengangkan kita semua jika tahu betapa kayanya sumber batubara, minyak dan gas kita. Ayo kita teliti teman apakah benar tulisan saya yang saya paparkan ini? Huuhhh... sumber dari Blok cepu bernilai lebih dari Rp 1.800 triliun, Blok Semai V sekitar Rp 952 triliun, Blok tangguh Rp 2.090 triliun, dan Blok natuna Rp 6.728 triliun. Waahhh sangat luar biasa negeri kita ini, tapi apakah kita tahu siapa yang menjadi penikmat dari kekayaan ini?. Tahu.. Yah asinglah yang menikmatinya, seberapa banyak kandungan migas yang begitu melimpah seharusnya menjadi berkah bagi rakyat Indonesia, ironis dan sangat kronis, ternyata, usut punya usut yang belum tentu ini bisa diusut bahkan sangat sulit untuk diusut.. Justru migas kita dikuasai oleh pendatang (penjajah). Sama halnya dong kita bergelut lagi di zaman feodal. Hal ini diakibatkan oleh kesalahan dalam pengelolaanya. Apakah kita hanya akan diam saja wahai rakyat terutama pemuda..wahai darah muda, ayo kita bergerak berikan sesuatau yang yang bermanfaat untuk bangsa kita. Rapatkan barisan jangan lengah dengan gangguan yang ada, hadapi semua masalah, SATU SUARA dan PERJUANGAN UNTUK BANGSA. Jangan memberi wadah dan keleluasaan asing menguasai kekayaan kita, mari temen-temen Mahasiswa semua ke dalam realitas nyata tentang kesalahan dalam pengeloaan migas di negeri ini,  perlu kita tahu harga gas begitu menanjak yang dijual ke luar negeri dengan begitu murah dibawah harga jual rata-rata gas dunia, kekalahan Pertamina di blok Semai V karena pemerintah tu sendiri mendukung pihak asing, Penangguhan DMO Holiday di Blok Cepu dan eksploitasi Blok Natuna D-Alpha oleh ExxonMobil, tidak diberlakukannya Windfall Tax dalam harga minyak, korupsi penjualan gas di Kaltim, konspirasi proyek pembangkit listrik panas bumi di Garut yang merugikan Pertamina, penggelembungan cost recovery oleh Chevron, dan sejumlah kasus lainnya. Itulah beberapa kesalahan pengelolaan migas yang terjadi di masa lalu dan beberapa diantaranya masih dibiarkan hingga saat ini di Indonesia. Apakah kita masih diam saja temen-temen, tentunya kita harus bergerak bersuara berikan yang terbaik untuk bangsa ini.



Paper tentang kerjasama TEAM (Pengambilan Sample pada Sebagian Karyawan Malang Town Square (MATOS) Kota Malang, INDONESIA.

Sekumpulan orang yang memilki tujuan bersama melakukan interaksi satu sama lain dengan proses mengenal dan memandang sebagai bagian dari kelompok, komunitas, dan organisasi. Mencakup keluarga, kelompok kerja, dan urgennya kelompok obrolan yang melakukan pemecahan masalah. Dalam menjalin hubungan tersebut diperlukannya komunikasi dari keanggotaan dan komunikasi pribadi. Dalam hal ini tentunya keadaan tersebut memiliki keperbedaan sebagai simbol yang mencolok. Pada dasarnya setiap individu menggunakan simbol kepribadian untuk  mengkomunikasi dan menyampaikan kesan. Fungsi ini berguna untuk melibatkan keadaan pribadi dalam menyesuaikan diri dalam setiap pandangan orang lain. Kaitannya dengan pendekatan nilai, persepsi dan kebutuhan akan ketertarikan orang lain.
Dari gambaran diatas, ini menjadi hal yang menarik untuk di analisa dengan melibatkan suatu fenomena yang terjadi secara nyata. Fokus yang saya sajikan adalah sebuah  kelompok yang dengan berbagai peran membentuk suatu hubungan. Yang bertindih pada keadaan lingkungan fisik guna kaitannya dalam memengaruhi perilaku dan karakter yang tercipta di masing-masing individu. Dengan mengambil tema tentang konstribusi dan perilaku karyawan di Malang Town Square (MATOS) sebagai salah satu pusat perbelanjaan. Yang terdapat ruang koordinasi dan kerja sama antar karyawan. Secara lingkungan fisik, terdapat berbagai item yang berpengaruh. Terdiri dari pertokoan yang menyediakan ragam baju dan aksesoris, arena bermain dan permainan, restoran dan aneka jajanan sebagai tempat obrolan, toko buku sebagai pusat intelektual, stan promosi produk menyajikan produk baru dan populer, dan lain sebagainya. Dengan kondisi ini sangat berpengaruh dalam peminatan dan jumlah pengunjung.
Yang menjadi kajian dan permasalahan adalah bentuk dan cara konstribusi karyawan dalam menjalankan peran, apakah dengan cara lisan? Perilaku yang dijalankan? Dan nilai-nilai yang terkandung dalam tindakan yang di terapkan? Pokok permasalahan ini akan memberi refleksi pengabsorvasian oleh peneliti. Dengan melakukan tindak pendekatan dan berbagai sudut pandang yang dilaksanakan melalui cara-cara wawancara dan analisis keruangan.
Esensi teori oleh Erving Goffman dalam bukunya yang berjudul “The Presentational of Self in Everyday Life” memperkenalkan suatu konsep Dramaturgi atau Teamwork yang bersifat teateris. banyak ahli mengatakan bahwa dramaturginya Goffman ini berada diantara tradisi interaksi simbolik dan fenomenologi (Sukidin, 2002 ; 103). Sebelum memaparkan arti teori dramaturgi, sebuah kebutuhan untuk mengerti sekilas tentang teori simbolik. Dalam perspektif peneliti teori simbolik adalah menggambarkan suatu jelmaan dramaturgi. Penerapannya adalah munculnya suatu ciri khas yang berasal dari daya cipta, pengembangan hal-hal baru, dan suatu yang muncul secara tak terduga-duga.
Dibutuhkan kemampuan dari individu untuk menerapkan diri pada suatu tempat dalam memainkan perannya. Seperti halnya karyawan yang berusaha untuk tampil dan menciptakan interest suatu produk yang ditawarkan. Perspektif peniliti perilaku yang ditunjukan oleh karyawan cenderung memberi dampak yang tak terduga dengan pelayanan serta kemampuannya membuat beberapa pelanggan melirik apa yang ditawarkan. Di samping kemampuan pribadi yang dimiliki, peneliti menganalis hadirnya individu-individu lain yang terorganisir secara teratur. Contohnya dengan cara  pembagian kerja yang terdiri atas pengawas pelanggan, penawar produk untuk pelanggan, dan kasir pada sebuah toko. Ini membuktikan bentuk jalannya sebuah konstribusi yang menggabungkan hal simbolik dan kerja sama dalam peran.
Teori simbolik tersebut sangatlah penting melakukan interaksi dengan bentuk front yang menempatkan penampilan sebagai metode representasi keunggulan, dan pembujukan. Tentu  dengan hal tersebut akan memberi kilas balik dalam bentuk back sebagian tujuan. Misalkan seorang karyawan pada sebuah toko baju yang memberi informasi mengenai kualitas bahan, kepopuleran merek, dan asal pembuatan barang. Sehingga pelanggan  berkeinginan membeli dan memiliki barang atas persepsi yang diberikan. Yang pada kilas baliknya, karyawan dinyatakan berhasil memainkan peran jikalau barang tersebut berhasil terjual. Peran inilah yang tersembunyi dari penampilan karyawan tersebut.
Kemudian kita mengkaji perilaku yang dilakukan oleh karyawan. Penelita terkesan dengan perilaku yang diperankan oleh karyawan ternyata terikat oleh sistem dan aturan yang diberlakukan oleh masing-masing pertokoan, perusahaan, dan lain sebagainya. Sebuah sistem dengan masing-masing memiliki kewenangan dalam mengatur berbagai kebijakan seperti halnya cara dalam menyambut pelanggan pada sebuah restoran, penentuan pakain seragam, dan lain sebagainya. Secara perspektif menjadi suatu ciri khas dan keberagaman kelompok Teamwork tersebut.
Dan nilai-nilai yang terkandung dalam penelitian ini adalah lahirnya sebuah koordinasi, konstribusi, dan sistem yang diberlakukan dapat menjadikan kerjasama. Meskipun cara kerja yang dilakukan secara individu dalam menunjukan simbol dan memainkan karakter sesuai peran dan pembagiannya. Contoh karyawan dituntut oleh kebijakan atau sistem tempat bekerja untuk bisa menyambut pelanggan dengan baik. Dari cara penyambutan tersebut lahirnya sebuah citra yang mengarah pada individu dan kelompok atau perusahaan tempat dia memainkan peran.
Kesimpulannya, fungsi dari penerapan simbolik, peran dan tata cara. Ibarat alur cerita dalam dongeng ataupun pentas teater. Yang tujuannya mengarah pada pembagian dan menjadikan pola-pola interaksi yang terarah dan baik. Dengan cara mengatur ritme kehidupan seorang individu mampu menjalankan kehidupan dengan tampak normal. Secara kerucutnya terhadap perspeftif peneliti terhadap karyawan adalah dengan bisa menjalani kehidupan sesuai peran yang terkonsolidasi. Kerjasama dalam tujuan konstribusi bukan saja untuk mencapai sebuah tujuan melainkan juga untuk etikat baik yang akan dilakukan.

Pada dasarnya manusia menerapkan simbol ketika berkomunikasi untuk menyampaikan pesan. Peran yang dimainkan secara imajinasi dapat menjadi proses penilaian individu lain untuk menentukan citra maupun stigma pada diri kita. Dalam pelaksanaan Teamwork kita dapat mempertunjukan sebuah tujuan bersama. Serta menjalin komunikasi yang independen.

Sumber Foto : http://google.com/search Matos

Minggu, 09 November 2014

Essay Mimpiku untuk Indonesia



Mimpiku untuk Indonesia
Pemberitaan yang selalu hadir dalam media Indonesia selalu membawa “ rungan “ atau kabar dalam bahasa Sumbawa. Yang menggambarkan betapa banyaknya masalah di Indonesia. Berbagai pemberitaan ekonomi, politik, dan lain sebagainya kian membuat kita cemas dan khawatir. Keadaan ekonomi tidak stabil dan prosentase kemiskinan yang terbelakang, politik yang selalu kacau dan saling mencari kambing hitam di setiap jalannya demokrasi. Bertumpuh sepenuhnya pada sektor ekonomi. Indonesia sangat beruntung diberkahi nikmat sumber daya alam yang melimpah. Potensi yang berupa pertanian, pertambangan, perairan, dan sebagainya. Alih – alih untuk memenuhi kebutuhan dan kemajuan ekonomi, banyak kegiatan yang dilakuakan untuk tujuan kesejahteraan. Selama ini, lemahnya pemikiran tentang cara pengelolaan yang sedemikian itu cenderng merusak. Sebagai contoh, kegiatan Industri pabrik mengeluarkan asap yang mencemari udara, kegiatan pertambangan yang merusak hutan, dan lain sebagainya.
Berlakunya sistem otonomi daerah membuat setiap daerah berusaha untuk mandiri dan menciptakan usaha ekonomi sendiri. Contoh saja pada pulau Sumbawa. Masyarakat banyak menopang pada kegiatan pertambangan. Hadirnya perusahaan tambang PT. Newmont sangat membantu perekonomian masyarakat. Namun, apa yang akan di rasakan tak sebanding atas apa yang ditanggung kedepannya. Pembukaan lahan yang semakin meluas telah membuat kerusakan hutan. Akhir-akhir ini pertambangan liar pun berkembang di masyarakat. Contohnya sebagian masyarakat di sumbawa barat. Beberapa kawasan yang telah menjadi titik penambangan liar menjadikan beberapa diantaranya longsor dan bahkan korban jiwa.  Belum lagi hadirnya beberapa gelondongan untuk proses pengolahan emas pun yang bertambah. Pengolahan gelondongan menyebabkan pencemaran akibat limbahnya. Yang sebagian telah mencemari sungai, saluran irigasi, bahkan persawahan. Harusnya kita sadar akan dampak yang akan ditinggalkan.
Uraian diatas tentu harus adanya kebijakan yang tegas dari pemerintah dan pemimpin bangsa Indonesia. Karena menurut saya, adanya kontrol yang mendasar dari pemimpin itu sendiri yang harus mampu menjalankan menjalankan perundangan-undangan di Indonesia. Banyaknya pemimpin yang menyalahgunakan kebijakan membuat perubahan progres semakin jauh dimata. Akankah Indonesia selalu mendapat rungan runyam?
Pemilihan umum 2014 merupakan saat bersejarah dan masa yang ditunggu-tunggu oleh rakyat Indonesia. Bagaimna tidak, impian rakyat untuk memiliki pemimpin yang bersih, tegas, dan amanah  sangat diharapkan hadir dari pesta demokrasi. Melihat fakta saat ini, krisis kepempinan yang terjadi. Indonesia merasakan sulitnya mencari pemimpin yang pro rakyat. Menurut saya, ada beberapa hal yang harus dilakukan sebagai peminpin bangsa, apabila kita menginginkan kemajuan dan perubahan.
Pertama, seorang pemimpin yang bersih. Bersih, artinya seorang pemimpin harus senantiasa mempunyai akhlak yang baik dan mempunyai sifat jujur. Tidak menjadikan dirinya sebagai great leader atau pemimpin yang hanya penguasa yang mengurusi dan mengeksploitasi kepentingan di luar hak rakyat.
Kedua, ialah tegas. Tegas dalam artian mempunyai kebijakan dan tanggung jawab yang tinggi. Memiliki pertimbangan yang kuat dan terarah. Tegas terhadap semua yang menjadi pegawai pemerintahan, aparatur negara, dan bahkan terhadap rakyat itu sendiri. Sikap mental yang kuat dan keberanian mengambil langkah serius sangat penting.
Ketiga, pemimpin yang harus selalu amanah. Dalam amanah itu sendiri, artinya pemimpin di tuntut untuk dapat membangun trust (keprcayaan). Kepercayaan tersebut akan muncul manakala mampu memenuhi apa yang menjadi hak-hak rakyat. Pelayanan publik yang baik, pelayanan kesehatan untuk rakyat kurang mampu, dan hak-hak lain yang menjadi tanggung jawab negara. Impian Indonesia untuk kemajuan kian di harapakan. Namun impian signifikan itu tercipta apabila Indonesia memiliki modal sosial. Bagaimana di Indonesia? Kita sadar, kelalaian dalam mengelola modal sosial dengan cermat dan seksama.
Banyaknya konflik atau pertikaian yang terjadi di masyarakat. Kian melahirkan masyarakat yang sakit secara mental. Masyarakat yang secara cepat terbakar emosi bagai setumpuk jerami tersulut api. Penyulut yang berupa : fanatisme agama, sentimen etnis, ketimpanagn ekonomi, atau politik yang kotor. jalannya politik yang kotor telah mewarnai demokrasi di Indonesia. Sebagai contoh pada pemilu 2014. Adanya politik uang dalam kampanye, belum lagi konflik akibat berusaha memenangkan jagoan calon legislatifnya. Solusi yang mungkin dapat saya arahkan. Mari kita sebagai bangsa yang besar! Tekatlah tujuan bersama untuk kemajuan, bangun kepercayaan, dan berusaha untuk memberikan yang terbaik untuk bangsa. Semua itu adalah energi yang semestinya bersatu untuk pergerakan peradaban yang kita inginkan.
Namun, berbagai solusi yang saya cantumkan mungkin akan terwujud apabila kita sebagai bangsa yang mampu menjalin kebersamaan. Mempunyai etika yang baik dalam menjalin interaksi. Dengan artian kita harapkan adalah etika dan moral bangsa. Moral itu sendiri adalah tentang baik buruknya manusia. Dengan apa yang harus di lakukakan dan tidak di lakukan oleh manusia itu sendiri.
Mengintip apa yang terjadi sekarang. Ketimpangan moral itu sendiri banyak dilakukan oleh para pemimpin. Para pemimpin telah kehilangan kepercayaan dan lebih mementingkan kedudukan kekuasaan. Penduduk yang memiliki keaneka ragaman etnis, budaya, agama, dan suku dapat dijadikan sebagai boneka dalam memainkan kekuasaannya. Berbagai hak rakyat pun dimanipulasi menjadi kekayaannya. Betapa malunya bangsa ini, yang mempunyai pemimpin rakus dan gaplak (gagap akhlak).Akankah kita selalu terjerat dalam pancungan keserakahan itu?
Diharapkan kepada pemimpin bangsa Indonesia. Untuk dapat melihat rumput yang kau ijak itu. Rumput-rumput seakan makin kering oleh panasnya kekuasaan. Saran yang dapat saya sampaikan, kepada semua para pemimpin. Apa yang didapat dari kekuasaan adalah hanya membohongi diri sendiri. Uang yang diutamakan hanya selembar kertas sebagai wadah penjerumusan. Untuk kedepan, diharapkan mampu membangun perubahan yang lebih baik. Sikap dan mentalitas yang baik perlu di capai oleh setiap pemimpin bangsa. Sekian apa yang saya haturkan. Keberhasilan bangsa adalah tanggung jawab kita semua untuk masa depan bangsa yang lebih baik.


Kamis, 30 Oktober 2014

Review Film Wanita Berkalung Sorban



Film                  : Perempuan Berkalung Sorban
Sutradara          : Hanung Bramantyo
Penulis              : Hanung Bramantyo dan Ginatri S. Noor
Produksi           : Starvision 2009
Film berjenis Drama ini merupakan sebuah film yang menceritakan tentang perjuangan dan pengorbanan seorang perempuan muslim. Yang hidup dilingkungan Islami dan merupakan anak seorang Kyai Salafiah. Anissa ( Revalina S. Tamat), seorang perempuan yang cerdas, kritis, pendirian yang kuat, dan juga cantik.  
Anak hidup dalam lingkuangan keluarga Kyai di sebuah pesantren Salafiah putri Al-Huda, Jawa timur. Ilmu sejati dan benar hanyalah Al-Qur’an, Hadist, dan juga Sunnah bagi pesantren itu. Sementara pengetahuan dan buku-buku Modern dianggap penyimpangan. Di pesantre Salafiah putri Al-huda, diajarkan dan sangat ditekankan bagimana menjadi seorang perempuan muslim. Anisa sangat geram, dikarenakan pelajaran yang diajarkan dan dianggapoleh Anisa adalah bahwa dalam Islam hanya membela laki-laki, perempuan sangat lemah dan hanya sebatas diam dirumah dan melayani suami tak kala sudah berkeluarga.
Sejak masih kecil saja, diawal film, Anisa sangat kritis dan menutut akan eksistensi dan pingin sama akan yang dilakukan oleh laki-laki. Dari keinginannya menunggangi kuda, menjadi ketua kelas dan lain sebagainya. Namun, segala protes dan sikap kritis Anisa tidak di gubris dan hanya sebatas rengekan tanpa arti. Dan hanya seorang laki-laki bernama Khudori yang sebisanya menghibur, dan memberi gambaran pengetahuan luar kepada Anisa. Dalam keseharian itu, Anisa memiliki perasaan kepada Khudori, namun cinta itu tak terbalas. Akan tetapi Khudori hanya diam dan membunuh cintanya dikarenakan sadar bahwa masih ada hubungan dekat dengan keluarga Kyai Hanan. Itu lah sebabnya Khoduri berusaha untuk membunuh cintanya.
Kemudian Khudori pun pergi ke Kairo, Mesir. Untuk melanjutkan sekolahnya disana. Atas kepergiannya Khudori merasa kesepian, dan kemudian Anisa mendaftarkan kuliah ke Jogja dan diterima tapi Ayanhya Kyai Hanan tidak menginjinkan, dengan alasan menimbulkan fitnah, terlebih sendirian jauh dari orang tua. Betapapun Anisa protes dan memberi penjelasan, namun tak dapat izin dan tanpa alasan apapun.
Dan pada akhirnya malah Anisa dijodohkan dengan Syamsudin, seorang putra Kyai dari pesantren Slaf terbesar di Jawa Timur. Sekalipun Anisa menolak dan berontak, namun pernikahan tersebut tetap dilangsungkan. Selama menjalani perkawinan dengan Syamsudin, Anisa terasa tersiksa dan tidak bahagia. Di karenakan Syamsudin meruapakan lelaki yang tidak mengerti dan mau seenaknya aja untuk di layani kapanpun dia mau. Anisa berusaha sebaik mungkin untuk bisa memenuhi segala keinginan suaminya dan bahkan ketika dia menikah lagi dengan Kalsum. Sebagai wanita muslim yang baik dia berusaha untuk sabar dan tabah. Harapannya untuk menjadi wanita muslim yang mandiri pun kian pupus.
Annisa selalu merasa kalau perempuan hanya dipanndang sebelah mata, ditindas hak-haknya dan dilupakan suaranya. Namun, semuanya berubah ketika Khudori datang kembali ke Al-Huda dan bertemu dengan Annisa. Bayangan akan kenanngan yang dulu pun kian terasa. Dan mereka pun ngobrol di sebuah gubuk. Mereka pun disangka telah melakukan hal yang tak diperbolehkan sebagai seorang lelaki dan istri orang. Annisa akhirnya diceraikan sang suami, disiksa di depan umum dan juga dia memutuskan untuk pergi ke Yogjakarta.
Di Yogyakarta dia belajar dan menunjukan bakatnya sebagai seorang penulis. Dan kemudian dia bekerja sebagai seorang konsultan perlindungan perempuan dan menjadi seorang konsultan handal. Dan pada akhirnya dia bertemu dengan Khudori dan kemudian menikah. Mereka merasa bahagia. Khudori seorang laki-laki yang mengerti dan memahami akan keaadan Anisa. Dan kemudian mereka pulang ke Al-Huda dan berniat untuk membuat perpustakaan yang berisikan buku-buku modern. Namun, perjuangan Anisa banyak tantangan dan bahkan buku-buku yang dibawanya sesekali di bakar oleh pesantren. Tindakan yang dilakukan ditentang kakak-kakak Anisa yang mengurus pesantren sepeninggal Ayahnya. Lalu dia kembali ke Jogja dan kembali menjadi konsultan untuk lembaga hukum bantuan hukum untuk kaum perempuan. Berbagai tindakannya itu, menginspirasi oleh beberapa orang santriwati yang kemudian kabur dari pesantren.
Kemudian sadar dia memiliki tanggung jawab.  Anisa membawa santriwati itu pulang ke Al-Huda. Usaha dan kegigihan Anisa akhirnya berbuah. Ia berhasil membangun perpustakaan di pesantren Al-Huda itu.
Menurut tanggapan  penreview, selama belum adanya suatu penggerakan dan memahami  akan  eksistensi dan hak-hak perempuan muslim. Selama itulah Islam hanya menjadikan  laki-laki  sebagai pusat dan  kiblat yang hanya seenaknya melakukan apa saja. Secara tak sadar menimbulkan penindasan dan penurunan kelas terhadap perempuan itu sendiri. Namun, bukan berarti membela wanita muslim itu sendiri. Namun, sebagai seorang laki-laki harus serta merta paham dan ingat akan kodrat sebagai penanggung jawab. Yang dalam artian bisa melindungi bukannya menyiksa dan menindas.

Perempuan muslim juga harus diberi wadah kreasi. Jangan sampai terikat oleh konstruksi budaya. Perempuan muslim juga perlu kebebasan dalam segala aspek keakademikan  dan  kreasi,  jangan  sampai  kita hanya memberi stigma yang mengatas namakaan agama sebagai acuannya, namun kita perlu juga menelaah dari segi kesosialan dalam  kehidupan  masyarakat. Sekian  yang  dapat saya  sampaikan,  mudah-mudahan ini dapat menjadi sebuah wawasan kita. Dan apa yang di katakan oleh penulis novel tersebut “Tuhan mencintai perbedaan akan tetapi jangan jadikan sebuah perbedaan menjadi sebuah pembeda”  dan jangan sampai juga kita hanya memberi stigma yang merugikan satu sama lainnya. 

sumber : www.sctv.co.id
               http://jasmineboy.blogspot.com/
               

Rabu, 29 Oktober 2014

Masalah Sosial ( Argumen Yudistira )




Ass.War.wab


Saya adalah seorang mahasiswa di salah satu perguruan tinggi di Malang, Jawa Timur. saya mencoba berargumen tentang perkembangan dan realitas yang terjadi pada masyarakat seiring pesatnya kemajuan Ilmu pengetahuan dan Teknologi (IPTEK). Banyak permasalahan yang terjadi. dimulai dengan sistem dan nilai, serta pergolakan agama.

Seiring perkembangan masyarakat yang terdiri atas norma-norma, lapisan masyarakat, kelompok sosial, perubahan dan kebudayaan, serta penerapannya dalam lingkungan masyarakat. Dengan tidak semua berjalan sesuai dengan normal dan tidak sesuai atas kehendak oleh masyarakat itu sendiri. Hal ini disebabkan karena elemen-elemen yang ada pada masyarakat tersebut tidak berjalan sesuai dengan tujuannya.

Masalah sosial sangat berhubungan erat dengan apa yang dinamakan nilai-nilai sosial kemasyarakatan. Dan bersangkut paut terhadap hubungan antar sesama manusia serta hubungannya pada kebudayaan. Yang telah terdapat nilai-nilai dan aturan secara normatif. Adanya perbedaan antara nilai dalam masyarakat dengan realita yang ada dalam masyarakat, membuat masalah sosial muncul dalam tatanan masyarakat. Masalah-masalah sosial juga terdiri atas pelanggaraan moral yang sekiranya tidak sesuai dengan berbagai pengelompokannya. Dengan ini tumbuhnya permasalahan akibatnya adanya penilain dari berbagai lembaga masyarakat. Diantaranya Pemerintah, tokoh masyarakat, adat istiadat, dan lain sebagainya. 

Di era globalisasi ini, banyak masalah yang muncul akibat dari perkembangan zaman. Berbagai fenomena-fenomena yang merupakan masalah sosial mendapat sorotan masyarakat. Semakin meningkatnya pelanggaran aturan yang ada dalam sistem masyarakat. Baik secara adat istiadat atau pun pelanggaran hukum tertulis negara. Pada dasarnya di era ini semakin beragam yang menjadi fenomena-fenomena sosial. Seperti meningkatnya kasus kriminalitas, pengangguran, bunuh diri, penggunaan obat terlarang dan lain sebagainya. Yang sering kita saksikan pada pemberitaan di media-media massa. 
Masalah sosial yang ada di Indonesia sangatlah konfleks. Mulai dari masyarakat pedesaan hingga masyarakat perkotaan. seperti misalnya masalah gelandangan yang tengah di hadapi di beberapa kota besar di Indonesia. Namun, masalah ini belum tentu dapat menjadi sorotan tajam oleh masyarakat pada daerah lainnya. Dikarenakan oleh seberapa jauh masyarakat menanggapi masalah dan tergantung juga dari faktor waktu. 

seiring perkembangan zaman, majunya ilmu pengetahuan dan tekhnologi. kita seakan tumbuh bukan menjadi dewasa, melainkan kita hidup dalam kemanjaan itu sendiri. aneh bukan? Agama di tinggalkn karena menganggap majunya IPTEK sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan. Akan tetapi, kita lupa akan kebutuhan kerohanian danpsikologis kita seperti kebahagiaan, ketentraman, dan lain sebagainya. Menurut saya adanya agama itu sendiri, memberi kita ruang dan kebutuhan batiniah kita. Dalam agama terkandung nilai-nilai yang menjadi tolak ukur dalam penerapan perilaku dan sikap. terlebih juga, agama memilki sumber moral, pengetahuan, informasi, dan berbagai aturan. 

Agama Islam memiliki sumber jelas yang tertuang dalam Al-Quran dan hadist. Ilmu agama ini sesuai dengan teori Deridha yang mengatakan bahwa " tak ada ilmu di luar text " itu artinya pengetahuan Islam itu sendiri telah jelas sumbernya. Namun, keabsahan teori tersebut disanggahkan oleh Karl Mark yang mengatakan ilmu pengetahuan berdasarkan realita dan bersifat empiris. Itu artinya kita dapat mengkombinasikan hal tersebut dengan pandangan dan konsep. kita dilahirkan bukan sekedar menerima melainkan mencari hal-hal baru untuk wawasan dan di terapkan. kadang saya merasa risih ketika berbagai problema yang terjadi pada era yang terus berubah ini. Mulai dari perpolitikan, sistem, kurtul, dan bahkan agama itu sendiri yang seiring waktu bergejolak. Persaingan yang terus berelut dengan berbagai strategi dan taktik terbarukan.