Kamis, 13 November 2014

Paper tentang kerjasama TEAM (Pengambilan Sample pada Sebagian Karyawan Malang Town Square (MATOS) Kota Malang, INDONESIA.

Sekumpulan orang yang memilki tujuan bersama melakukan interaksi satu sama lain dengan proses mengenal dan memandang sebagai bagian dari kelompok, komunitas, dan organisasi. Mencakup keluarga, kelompok kerja, dan urgennya kelompok obrolan yang melakukan pemecahan masalah. Dalam menjalin hubungan tersebut diperlukannya komunikasi dari keanggotaan dan komunikasi pribadi. Dalam hal ini tentunya keadaan tersebut memiliki keperbedaan sebagai simbol yang mencolok. Pada dasarnya setiap individu menggunakan simbol kepribadian untuk  mengkomunikasi dan menyampaikan kesan. Fungsi ini berguna untuk melibatkan keadaan pribadi dalam menyesuaikan diri dalam setiap pandangan orang lain. Kaitannya dengan pendekatan nilai, persepsi dan kebutuhan akan ketertarikan orang lain.
Dari gambaran diatas, ini menjadi hal yang menarik untuk di analisa dengan melibatkan suatu fenomena yang terjadi secara nyata. Fokus yang saya sajikan adalah sebuah  kelompok yang dengan berbagai peran membentuk suatu hubungan. Yang bertindih pada keadaan lingkungan fisik guna kaitannya dalam memengaruhi perilaku dan karakter yang tercipta di masing-masing individu. Dengan mengambil tema tentang konstribusi dan perilaku karyawan di Malang Town Square (MATOS) sebagai salah satu pusat perbelanjaan. Yang terdapat ruang koordinasi dan kerja sama antar karyawan. Secara lingkungan fisik, terdapat berbagai item yang berpengaruh. Terdiri dari pertokoan yang menyediakan ragam baju dan aksesoris, arena bermain dan permainan, restoran dan aneka jajanan sebagai tempat obrolan, toko buku sebagai pusat intelektual, stan promosi produk menyajikan produk baru dan populer, dan lain sebagainya. Dengan kondisi ini sangat berpengaruh dalam peminatan dan jumlah pengunjung.
Yang menjadi kajian dan permasalahan adalah bentuk dan cara konstribusi karyawan dalam menjalankan peran, apakah dengan cara lisan? Perilaku yang dijalankan? Dan nilai-nilai yang terkandung dalam tindakan yang di terapkan? Pokok permasalahan ini akan memberi refleksi pengabsorvasian oleh peneliti. Dengan melakukan tindak pendekatan dan berbagai sudut pandang yang dilaksanakan melalui cara-cara wawancara dan analisis keruangan.
Esensi teori oleh Erving Goffman dalam bukunya yang berjudul “The Presentational of Self in Everyday Life” memperkenalkan suatu konsep Dramaturgi atau Teamwork yang bersifat teateris. banyak ahli mengatakan bahwa dramaturginya Goffman ini berada diantara tradisi interaksi simbolik dan fenomenologi (Sukidin, 2002 ; 103). Sebelum memaparkan arti teori dramaturgi, sebuah kebutuhan untuk mengerti sekilas tentang teori simbolik. Dalam perspektif peneliti teori simbolik adalah menggambarkan suatu jelmaan dramaturgi. Penerapannya adalah munculnya suatu ciri khas yang berasal dari daya cipta, pengembangan hal-hal baru, dan suatu yang muncul secara tak terduga-duga.
Dibutuhkan kemampuan dari individu untuk menerapkan diri pada suatu tempat dalam memainkan perannya. Seperti halnya karyawan yang berusaha untuk tampil dan menciptakan interest suatu produk yang ditawarkan. Perspektif peniliti perilaku yang ditunjukan oleh karyawan cenderung memberi dampak yang tak terduga dengan pelayanan serta kemampuannya membuat beberapa pelanggan melirik apa yang ditawarkan. Di samping kemampuan pribadi yang dimiliki, peneliti menganalis hadirnya individu-individu lain yang terorganisir secara teratur. Contohnya dengan cara  pembagian kerja yang terdiri atas pengawas pelanggan, penawar produk untuk pelanggan, dan kasir pada sebuah toko. Ini membuktikan bentuk jalannya sebuah konstribusi yang menggabungkan hal simbolik dan kerja sama dalam peran.
Teori simbolik tersebut sangatlah penting melakukan interaksi dengan bentuk front yang menempatkan penampilan sebagai metode representasi keunggulan, dan pembujukan. Tentu  dengan hal tersebut akan memberi kilas balik dalam bentuk back sebagian tujuan. Misalkan seorang karyawan pada sebuah toko baju yang memberi informasi mengenai kualitas bahan, kepopuleran merek, dan asal pembuatan barang. Sehingga pelanggan  berkeinginan membeli dan memiliki barang atas persepsi yang diberikan. Yang pada kilas baliknya, karyawan dinyatakan berhasil memainkan peran jikalau barang tersebut berhasil terjual. Peran inilah yang tersembunyi dari penampilan karyawan tersebut.
Kemudian kita mengkaji perilaku yang dilakukan oleh karyawan. Penelita terkesan dengan perilaku yang diperankan oleh karyawan ternyata terikat oleh sistem dan aturan yang diberlakukan oleh masing-masing pertokoan, perusahaan, dan lain sebagainya. Sebuah sistem dengan masing-masing memiliki kewenangan dalam mengatur berbagai kebijakan seperti halnya cara dalam menyambut pelanggan pada sebuah restoran, penentuan pakain seragam, dan lain sebagainya. Secara perspektif menjadi suatu ciri khas dan keberagaman kelompok Teamwork tersebut.
Dan nilai-nilai yang terkandung dalam penelitian ini adalah lahirnya sebuah koordinasi, konstribusi, dan sistem yang diberlakukan dapat menjadikan kerjasama. Meskipun cara kerja yang dilakukan secara individu dalam menunjukan simbol dan memainkan karakter sesuai peran dan pembagiannya. Contoh karyawan dituntut oleh kebijakan atau sistem tempat bekerja untuk bisa menyambut pelanggan dengan baik. Dari cara penyambutan tersebut lahirnya sebuah citra yang mengarah pada individu dan kelompok atau perusahaan tempat dia memainkan peran.
Kesimpulannya, fungsi dari penerapan simbolik, peran dan tata cara. Ibarat alur cerita dalam dongeng ataupun pentas teater. Yang tujuannya mengarah pada pembagian dan menjadikan pola-pola interaksi yang terarah dan baik. Dengan cara mengatur ritme kehidupan seorang individu mampu menjalankan kehidupan dengan tampak normal. Secara kerucutnya terhadap perspeftif peneliti terhadap karyawan adalah dengan bisa menjalani kehidupan sesuai peran yang terkonsolidasi. Kerjasama dalam tujuan konstribusi bukan saja untuk mencapai sebuah tujuan melainkan juga untuk etikat baik yang akan dilakukan.

Pada dasarnya manusia menerapkan simbol ketika berkomunikasi untuk menyampaikan pesan. Peran yang dimainkan secara imajinasi dapat menjadi proses penilaian individu lain untuk menentukan citra maupun stigma pada diri kita. Dalam pelaksanaan Teamwork kita dapat mempertunjukan sebuah tujuan bersama. Serta menjalin komunikasi yang independen.

Sumber Foto : http://google.com/search Matos

Tidak ada komentar:

Posting Komentar