Sekumpulan orang
yang memilki tujuan bersama melakukan interaksi satu sama lain dengan proses
mengenal dan memandang sebagai bagian dari kelompok, komunitas, dan organisasi.
Mencakup keluarga, kelompok kerja, dan urgennya kelompok obrolan yang melakukan
pemecahan masalah. Dalam menjalin hubungan tersebut diperlukannya komunikasi
dari keanggotaan dan komunikasi pribadi. Dalam hal ini tentunya keadaan
tersebut memiliki keperbedaan sebagai simbol yang mencolok. Pada dasarnya
setiap individu menggunakan simbol kepribadian untuk mengkomunikasi dan menyampaikan kesan. Fungsi
ini berguna untuk melibatkan keadaan pribadi dalam menyesuaikan diri dalam
setiap pandangan orang lain. Kaitannya dengan pendekatan nilai, persepsi dan
kebutuhan akan ketertarikan orang lain.
Dari gambaran
diatas, ini menjadi hal yang menarik untuk di analisa dengan melibatkan suatu
fenomena yang terjadi secara nyata. Fokus yang saya sajikan adalah sebuah kelompok yang dengan berbagai peran membentuk
suatu hubungan. Yang bertindih pada keadaan lingkungan fisik guna kaitannya
dalam memengaruhi perilaku dan karakter yang tercipta di masing-masing
individu. Dengan mengambil tema tentang konstribusi
dan perilaku karyawan di Malang Town Square (MATOS) sebagai salah satu
pusat perbelanjaan. Yang terdapat ruang koordinasi dan kerja sama antar
karyawan. Secara lingkungan fisik, terdapat berbagai item yang berpengaruh. Terdiri
dari pertokoan yang menyediakan ragam baju dan aksesoris, arena bermain dan
permainan, restoran dan aneka jajanan sebagai tempat obrolan, toko buku sebagai
pusat intelektual, stan promosi produk menyajikan produk baru dan populer, dan
lain sebagainya. Dengan kondisi ini sangat berpengaruh dalam peminatan dan
jumlah pengunjung.
Yang menjadi
kajian dan permasalahan adalah bentuk dan cara konstribusi karyawan dalam
menjalankan peran, apakah dengan cara lisan? Perilaku yang dijalankan? Dan
nilai-nilai yang terkandung dalam tindakan yang di terapkan? Pokok permasalahan
ini akan memberi refleksi pengabsorvasian oleh peneliti. Dengan melakukan
tindak pendekatan dan berbagai sudut pandang yang dilaksanakan melalui cara-cara
wawancara dan analisis keruangan.
Esensi teori
oleh Erving Goffman dalam bukunya yang berjudul “The Presentational of Self in
Everyday Life” memperkenalkan suatu konsep Dramaturgi atau Teamwork yang
bersifat teateris. banyak ahli mengatakan bahwa dramaturginya Goffman ini
berada diantara tradisi interaksi simbolik dan fenomenologi (Sukidin, 2002 ;
103). Sebelum memaparkan arti teori dramaturgi, sebuah kebutuhan untuk mengerti
sekilas tentang teori simbolik. Dalam perspektif peneliti teori simbolik adalah
menggambarkan suatu jelmaan dramaturgi. Penerapannya adalah munculnya suatu
ciri khas yang berasal dari daya cipta, pengembangan hal-hal baru, dan suatu
yang muncul secara tak terduga-duga.
Dibutuhkan
kemampuan dari individu untuk menerapkan diri pada suatu tempat dalam memainkan
perannya. Seperti halnya karyawan yang berusaha untuk tampil dan menciptakan
interest suatu produk yang ditawarkan. Perspektif peniliti perilaku yang
ditunjukan oleh karyawan cenderung memberi dampak yang tak terduga dengan
pelayanan serta kemampuannya membuat beberapa pelanggan melirik apa yang
ditawarkan. Di samping kemampuan pribadi yang dimiliki, peneliti menganalis
hadirnya individu-individu lain yang terorganisir secara teratur. Contohnya
dengan cara pembagian kerja yang terdiri
atas pengawas pelanggan, penawar produk untuk pelanggan, dan kasir pada sebuah
toko. Ini membuktikan bentuk jalannya sebuah konstribusi yang menggabungkan hal
simbolik dan kerja sama dalam peran.
Teori simbolik
tersebut sangatlah penting melakukan interaksi dengan bentuk front yang menempatkan penampilan
sebagai metode representasi keunggulan, dan pembujukan. Tentu dengan hal tersebut akan memberi kilas balik
dalam bentuk back sebagian tujuan.
Misalkan seorang karyawan pada sebuah toko baju yang memberi informasi mengenai
kualitas bahan, kepopuleran merek, dan asal pembuatan barang. Sehingga
pelanggan berkeinginan membeli dan
memiliki barang atas persepsi yang diberikan. Yang pada kilas baliknya, karyawan
dinyatakan berhasil memainkan peran jikalau barang tersebut berhasil terjual.
Peran inilah yang tersembunyi dari penampilan karyawan tersebut.
Kemudian kita
mengkaji perilaku yang dilakukan oleh karyawan. Penelita terkesan dengan
perilaku yang diperankan oleh karyawan ternyata terikat oleh sistem dan aturan
yang diberlakukan oleh masing-masing pertokoan, perusahaan, dan lain
sebagainya. Sebuah sistem dengan masing-masing memiliki kewenangan dalam
mengatur berbagai kebijakan seperti halnya cara dalam menyambut pelanggan pada
sebuah restoran, penentuan pakain seragam, dan lain sebagainya. Secara
perspektif menjadi suatu ciri khas dan keberagaman kelompok Teamwork tersebut.
Dan nilai-nilai
yang terkandung dalam penelitian ini adalah lahirnya sebuah koordinasi,
konstribusi, dan sistem yang diberlakukan dapat menjadikan kerjasama. Meskipun
cara kerja yang dilakukan secara individu dalam menunjukan simbol dan memainkan
karakter sesuai peran dan pembagiannya. Contoh karyawan dituntut oleh kebijakan
atau sistem tempat bekerja untuk bisa menyambut pelanggan dengan baik. Dari
cara penyambutan tersebut lahirnya sebuah citra yang mengarah pada individu dan
kelompok atau perusahaan tempat dia memainkan peran.
Kesimpulannya,
fungsi dari penerapan simbolik, peran dan tata cara. Ibarat alur cerita dalam
dongeng ataupun pentas teater. Yang tujuannya mengarah pada pembagian dan
menjadikan pola-pola interaksi yang terarah dan baik. Dengan cara mengatur
ritme kehidupan seorang individu mampu menjalankan kehidupan dengan tampak
normal. Secara kerucutnya terhadap perspeftif peneliti terhadap karyawan adalah
dengan bisa menjalani kehidupan sesuai peran yang terkonsolidasi. Kerjasama
dalam tujuan konstribusi bukan saja untuk mencapai sebuah tujuan melainkan juga
untuk etikat baik yang akan dilakukan.
Pada dasarnya
manusia menerapkan simbol ketika berkomunikasi untuk menyampaikan pesan. Peran
yang dimainkan secara imajinasi dapat menjadi proses penilaian individu lain
untuk menentukan citra maupun stigma pada diri kita. Dalam pelaksanaan Teamwork
kita dapat mempertunjukan sebuah tujuan bersama. Serta menjalin komunikasi yang
independen.
Sumber Foto : http://google.com/search Matos
Sumber Foto : http://google.com/search Matos
Tidak ada komentar:
Posting Komentar