Kamis, 13 November 2014

Essay tentang Sumber Daya Alam Indonesia

Sekian lama mengkaji dan menjadi seorang penonton dalam perkembangan bangsa ini. Seakan berwarna apa yang kita lihat dan menjadi sebuah pertanyaan tujuan serta arah bangsa yang kita cintai ini. Kita Semua tahu betapa kayanya negeri ini bahkan pepatah jawa mengatakan “GEMAH RIPAH LOH JINAWI” apakah ini akan menjadi hanya sebuah pepatah yang kita semua tidak bisa melihat-lihat kenyataannya. Kita pemuda sudah sadar bahkan melek bahwa negeri ini BENER-BENER KAYA RAYA. Ayo kita lihat di sumber-sumber alam seperti : batu bara,  minyak dan gas, sekali lagi kita lihat di sumber minyak dan gas saja. yang akan mencengangkan kita semua jika tahu betapa kayanya sumber batubara, minyak dan gas kita. Ayo kita teliti teman apakah benar tulisan saya yang saya paparkan ini? Huuhhh... sumber dari Blok cepu bernilai lebih dari Rp 1.800 triliun, Blok Semai V sekitar Rp 952 triliun, Blok tangguh Rp 2.090 triliun, dan Blok natuna Rp 6.728 triliun. Waahhh sangat luar biasa negeri kita ini, tapi apakah kita tahu siapa yang menjadi penikmat dari kekayaan ini?. Tahu.. Yah asinglah yang menikmatinya, seberapa banyak kandungan migas yang begitu melimpah seharusnya menjadi berkah bagi rakyat Indonesia, ironis dan sangat kronis, ternyata, usut punya usut yang belum tentu ini bisa diusut bahkan sangat sulit untuk diusut.. Justru migas kita dikuasai oleh pendatang (penjajah). Sama halnya dong kita bergelut lagi di zaman feodal. Hal ini diakibatkan oleh kesalahan dalam pengelolaanya. Apakah kita hanya akan diam saja wahai rakyat terutama pemuda..wahai darah muda, ayo kita bergerak berikan sesuatau yang yang bermanfaat untuk bangsa kita. Rapatkan barisan jangan lengah dengan gangguan yang ada, hadapi semua masalah, SATU SUARA dan PERJUANGAN UNTUK BANGSA. Jangan memberi wadah dan keleluasaan asing menguasai kekayaan kita, mari temen-temen Mahasiswa semua ke dalam realitas nyata tentang kesalahan dalam pengeloaan migas di negeri ini,  perlu kita tahu harga gas begitu menanjak yang dijual ke luar negeri dengan begitu murah dibawah harga jual rata-rata gas dunia, kekalahan Pertamina di blok Semai V karena pemerintah tu sendiri mendukung pihak asing, Penangguhan DMO Holiday di Blok Cepu dan eksploitasi Blok Natuna D-Alpha oleh ExxonMobil, tidak diberlakukannya Windfall Tax dalam harga minyak, korupsi penjualan gas di Kaltim, konspirasi proyek pembangkit listrik panas bumi di Garut yang merugikan Pertamina, penggelembungan cost recovery oleh Chevron, dan sejumlah kasus lainnya. Itulah beberapa kesalahan pengelolaan migas yang terjadi di masa lalu dan beberapa diantaranya masih dibiarkan hingga saat ini di Indonesia. Apakah kita masih diam saja temen-temen, tentunya kita harus bergerak bersuara berikan yang terbaik untuk bangsa ini.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar